Pergerakan harga emas.
Pekan Depan, Emas Masih Berpeluang Cetak Rekor Baru
JAKARTA. Kekhawatiran terhadap kondisi pemulihan ekonomi Amerik Serikat dan krisis Utang di Eropa masih menjadi factor utama penggerak harga emas. Setelah sempat mencetak rekor tertinggi di US$1.258,3 per troy ons,(18/6), pecan ini harga emas global berfluktuasi di kisaran US$1.230 – US$1.258 per troy ons.
Harga emas sebenarnya sempat mencetak rekor lagi pada pertengaan perdagangan Senin (21/6). Saat itu, harga kontrak emas untuk pengiriman Agustus di divisi Comex, NYMEX, Amerika Serikat, sempat menyentuh level US$1.264 per troy ons. Namun, di akhir perdagangan emas di tutup di US$1.240 per troy ons.
Agaknya, emas masih sulit menyentuh level resisten US$1.270 per troy ons. Padahal jika menembus level ini, emas berpeluang naik ke US$1.300 per troy ons.
Bahkan, hingga pukul 17.30 WIB kemarin (25/6), emas dihargai US$ 1.243 per troy ons. Jadi turun 1,2% dari posisi akhir pecan lalu.
Cerita serupa terjadi di pasar domestic. Harga emas batangan di divisi logam mulia PT.Antam Tbk kmarin Rp365.000,-/gram. Dus, turun 1,6% dari harga akhir pecan lalu Rp371.000,-/gram.
Harga emas sempat melambung lantaran beberapa sentiment buruk. Seperti kita tahu, investor kerap kali melarikan dananya ke emas tiap kali muncul kabar buruk.
Sentiment buruk itu antara lain indeks manufaktur AS pada juni yang jatuh ke angka 8, dari 21,4 pada mei. Pasar juga melihat, rencana revaluasi yuan belum jelas. Parahnya lagi, dua lembaga pemeringkat, Fitch Ratings dan Standart % Poor’s, mengeluarkan peringatan tentang buruknya kondisi perbankan di Eropa dan Prancis. Keputusan Bank Sentral AS mempertahankan suku bunga juga dipandang sebagai sinyal bahwa pemulihan ekonomi AS berjalan lamban.
Jika akhirnya harga emas turun, menurut analis, itu lebih karena emas sudah naik kencang. Apalagi, dalam sebulan, emas sudah mencetak beberpa kali rekor baru. “spekulan mempunyai alas an untuk melakukan aksi ambil untung.” Kata herry setyawan, Analisis indosukses Futures.
Herry melihat, untuk jangka menengah, tren harga emas masih naik.tapi jangka pendek, harga emas mungkin turun karena sudah jenuh beli (overbought). “sambil menanti hasil pertemuan G20, emas akan konsolidasi di level US$1.220 – US$1.270,” ramalnya.
Analis Harumdana Berjangka Nizar Hilmy menambahkan, pertemuan G20 tidak akan terlalu banyak mengubah tren harga emas. Soalnya, terlalu banyak masalah yang tidak bisa diatasi hanya dengan satu kali pertemuan.
Nizar melihat harga emas masih akan naik. Apalagi , lembaga riset CMA DataVision menyebut, sentiment negative di pasar menguat. Kondisi ini dipicu credit default swaps (CDS) Yunani yang meningkat ke posisi tertingginya, 11,31%. Ia memprediksi, harga emas pecan depan bergerak didi US$ 1.230 – US$1/265 per troy ons.
Kedua analis juga sepakat, harga emas berpeluang mencetak rekor baru lagi, tapi tak akan beda jauh dari rekor terakhir. “Bberusaha meraih rekor sebelumnya di US$1.246, kalau tertembus bisa cetak rekor baru di US$1.270,” ujar Nizar.
(SUMBER : KONTAN 26 JUN 2010.)
